Kamis, 22 Mei 2014

Harapan, Cita dan Cinta

Harapan, Cita dan Cinta… apakah ketiga hal itu harus balance dalam hidup ini…? Banyak orang yang punya cinta, tapi dia tidak punya harapan dan cita, bagaikan hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas. Banyak juga yang punya harapan dan cita, tapi dia tidak punya cinta, gak enak juga ujung-ujungnya. Malah ada lagunya lagi, “Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga…” Yassalaaaam…. Sok puitis banget dah ni bocah (padahal nyontek lagu orang), hahaaa... Jadi, yang enak gimana? Menemukan cinta saat cita dan harapan mulai nyata, sip kan? Guys, sebelum kita mengenal jauh lebih dalam tentang tiga kata itu, penulis mengajak kalian buat jalan-jalan menelusuri makna harapan, cita dan cinta. Pertama, harapan. Harapan berasal dari kata harap yang berarti sesuatu yang diinginkan atau diimpikan. Nah, sifatnya masih maya atau belum terealisasi karena bersifat masih di angan. Kalo terus gak terealisasi biasanya para cewe ngasih lebel PHP (dalam percintaan), alias Pemberi Harapan Palsu. Nah loh! Okey, untuk kenal lebih jauh tentang harapan ini yuk kita simak dulu nih kisah. Begini kisah ceritanya: Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota Bandung. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. “Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat? Tanya seorang anak "Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia". Kuatnya sebongkah harapan, itulah pesan tersirat dari sepenggal kisah cerita diatas. Harapan adalah modal keajaiban bagi mereka yang meyakininya. Harapan akan membuat kamu jauh lebih tahu pemaknaan arah dan tujuan untuk apa kamu dilahirkan. Maka hebatkanlah dirimu dengan semangat mewujudkan harapan-harapan dalam hidupmu. Tulis semua harapan atau mimpi-mimpi kamu, dan lihat apa yang terjadi? Kedua, Cita. Cita dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (baca: KBBI) diartikan sebagai tujuan. Hmm, coba sekarang kamu bayangkan saat ini kamu berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat. Lima puluh kilometer di depan kamu adalah sebuah pulau, dan di pulau itu terdapat semua yang anda harapkan dan cita-citakan. Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itu semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakang cakrawala. Tapi cakrawala yang mana? Nah, masalahnya adalah kamu tidak punya kompas, peta, radio, telepon, dan kamu tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salah akan membuat kamu melenceng jauh sekali dari pulau impian, sementara di sekeliling kamu yang terlihat cuma laut dan langit. Dalam dua jam, kamu bisa saja telah sampai di pulau impian. Tetapi bila kamu salah arah, kamu bisa kehabisan bahan bakar sebelum bisa mencapai pulau impian. Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengerti kegunaan hidupmu, adalah sama dengan dilema pulau impian. Semua impianmu sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainya kamu harus mengetahui apa, dimana, dan bagaimana mencapainya. Kamu mutlak mengetahui arah untuk mencapainya, dan untuk itu kamu memerlukan peta. Tentukan peta kamu sekarang, untuk dapat mencapai impianmu. Buat seteliti dan seakurat mungkin, dan selanjutnya kamu tinggal mengarahkan speedboat ke pulau impian kamu itu. Terakhir, cinta. Wuah, buat kamu para pujangga cinta (baca: gombalis) tentunya paham betul dong tentang arti dan cara buat ndapetin cinta. Awas laten buaya, hehee... Peace bro?! Yuk, kita simak dan renungin dulu nih cerita: Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan. Mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing. "Itu bisa aku singkirkan," kata Kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat dan keras juga itu. Tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti. "Sini, biar aku yang urus," kata Gergaji. Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan, iapun mulai menggergaji. Tapi kaget dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul dan rontok. "Apa kubilang," kata Palu, "Kan aku sudah omong, kalian tak bisa. Sini, sini aku tunjukkan caranya." Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah. "Boleh aku coba?" tanya Nyala Api. Dan iapun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itupun meleleh cair. Hey, masih konsentrasi, kan? Begini, ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat. Betapa arif bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin. So Sweet, kan? Ah, penulis berpikir kamu lebih jago ngartiin cinta. Alhamdulillaah, ini bahasan udah tamat. Setelah kita mengenal lebih dalam tentang harapan, cita dan cinta maka korelasi kata tidaklah lagi penting. Karena yang terpenting adalah action kita secara bersama-sama untuk membangun harapan, cita dan cinta yang hakiki menuju pribadi yang dahsyat. Yaitu pribadi yang percaya akan kekuatan sebuah harapan atau impian (the power of dream). Sekali lagi, Akan ada keajaiban dalam diri anda, ketika anda percaya. Adhy Andriwiguna Dimuat oleh Majalah HIMA

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates