Teringat suasana saat itu, saat hati
mulai sunyi, saat hati bergetar lara. Kau hadirkan jendela udara, menyambut
pagi laksana perwira. Senyum menawan berhias alis naturalis kian membuat bayang
bintang dalam setiap langkah kehidupan. Bintang yang mengajariku banyak hal,
bintang yang bisa menerangiku saat gelap mulai terlelap, bintang yang memberi
keindahan saat jiwa terlanda hujan.
Wahai bintang terindah, apakah engkau tahu isi hati ini?
Apakah engkau tahu asa yang kian menangis?
Apakah engkau tahu sakitnya duri ini?
Sesulit inikah jalan takdirku?
Kaulah bintang kecil itu, kaulah
bintang kecil yang berinduk. Indukmu selalu mengajarimu bagaimana untuk
memuliakan bulan dengan sayap-sayap terangmu. Namun nampaknya indukmu harus
terlebih tahu bagaimana ia harus memuliakan dirimu, sebelum memuliakan bulan
itu. Pendek pikirku, itu adalah hal yang terlewatkan. Hal yang membuat hati ini
sakit tak tertahan.
2 komentar:
Ada apa nih?ada masalah?
sesuatu banget ya puisinya..
:-D
-_-
Posting Komentar